Manusia dengan Keindahan
Renungan dan Keserasian
Oleh Banu Hasan Alqosim,
Gunadarma, Teknik Industri
1Id09
Pengertian keindahan
Keindahan berasal dari kata
Indah, Keindahan atau "Beauty" adalah sifat dari sesuatu yang memberi
kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Keindahan
diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan juga dapat memberikan kita rasa keingintahuan tentang hal tersebut
semakin terus bertambah. Contohnya Suara, Warna, dan sebagainya. Semua itu
termasuk indah yang merupakan ciptaan Tuhan secara langsung.
Tidak demikian halnya dengan
keindahan yang merupakan karya cipta manusia.
Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang
dan waktu. Meskipun keindahan karya
cipta manusia itu universal, akibat
pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu.
Keindahan juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan
kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan
mempunyai daya tarik yang bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti
tidak indah. Sesuatu yang mengandung kebenaran (bukan tiruan/ Asli) Keindahan
juga bersifat Universal, yang tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan
tempat, selera mode, kedaerahan. Kemudian pertanyaannya apakah keindahan itu?
Apakah nilai Estetik itu? Yang mendorong manusia menciptakan keindahan.
Menurut sejarah Yunani kuno abad
18, pada saat itu pengertian keindahan telah di pelajari oleh para Filsuf.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan),
dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful” , bahasa
Perancis “Beau”, Italia dan Spanyol “Bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa
Latin “Bellum”, akar katanya adalah “Bonum” yang berarti Kebaikan kemudian
mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi
“bellum”. Kemudian menurut luas cakupannya, Keindahan dibedakan menjadi tiga
macam pengertian, yaitu :
a)
Keindahan Dalam Arti Luas
Keindahan dalam arti luas, menurut
The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat
misalnya dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah dan
hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik
dan juga menyenangkan; Plotinus yang ber bicar a tentang ilmu yang indah dan
kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicar akan
oleh or ang- orang Yunani mengenai buah pikir an yang indah dan adat kebiasaan
yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti
estetik disebutnya “Syimmetria” , untuk
keindahan berdasarkan pengelihatan. (misalnya pada seni pahat dan arsitektur)
dan “Harmonia” untuk keindahan
bedasarkan pendengaran (musik).
Jadi pengertian yang
seluas-luasnya meliputi :
Ø
Keindahan Seni
Ø
Keindahan Alam
Ø
Keindahan Moral
Ø
Keindahan Intelektual
Ø
Keindahan Dalam Arti Estetika Murni
Hal ini murni menyangkut
pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
Ø
Keindahan Dalam Arti Terbatas
Keindahan dalam arti terbatas
mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda
yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan
warna. Filsuf seni merumuskan keindahan
sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi
kita (Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions). Thomas
Aquinos(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan
bila mana dilihat (Id qout visum placet).
Kata estetika berasal dari kata
Aesthesis yang artinya perasaan atau sensitivitas, karena memang pada awalnya
pengertian ini berhubungan dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis,
Estetika adalah ilmu keindahan atau ilmu
yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum. Pengertian ini berdasarkan
kepada, bila kita memandang sesuatu obyek dan obyek itu dapat memberikan rasa
senang, puas dan sebagainya yang sejalur dengan kata tersebut, maka dapat
dikatakan obyek yang dipandang itu mengandung keindahan. Dalam perkembangannya,
pengertian ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan dengan lidah dan
perasaan, tetapi berhubungan dengan pikiran, etika dan logika.
Teori The Liang Gie menjelaskan
bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti
halnya nilai Moral, nilai Ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
disebut Nilai Estetik.
Dibawah ini adalah alasan dan
tujuan manusia menciptakan keindahan :
a.Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang sudah tidak
sesuai dengan kondisi dan keadaan pada zaman sekarang, sehingga dirasakan
sebagai hambatan yang dapat merugikan nilai- nilai kemanusiaan dan dipandang
sebagai hak- hal dapat mengurangi nilai moral bermasyarakat, sehingga bisa
dikatakan tiodak indah.
b.Kemerosotan zaman
Keadaan yang merendahkan derajat
dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral
dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan bejat terutama dari segi
kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan
ketentuan- ketentuan agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Yang
demikian itu tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.
c.Penderitaan Manusia
Penderitaan merupakan hal yang
pernah dialami semua orang, dan hal ini merupakan resiko hidup manusia, yang
diberikan oleh Tuhan agar manusia sadar untuk tidak menjauh dariNya. Walaupun
penderitaan adalah resiko hidup manusia, tapi hampir semua orang menyukai
adanya penderitaan, dan menganggap penderitaan merupakan hal yang tidak baik,
yang tidak baik iu tidak indah.
d.Keagungan Tuhan
Keindahan merupakan anugerah yang
diberikan oleh manusia dan maka dari itu kita sebagai manusia wajib mensyukurinya,
dan sebagian dari kita mengungkapkan rasa syukur tersebut dalam bentuk karya
seni, seperti melukis pemandangan, yang merupakan hasil karya seni yang Agung
yang diciptakanoleh Allah untuk kita sebagai hambanya.
Makna Keindahan
Sebenarnya yang namanya keindahan itu secara akademis
sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan belas, pada saat para filsuf banyak
tertarik untuk mengembangkan estetika, salah satu cabang dari filsafat yang
tidak lain berbicara soal keindahan.
Beberapa definisi keindahan
berdasarkan pendapat para ahli antara lain :
Ø
Mortiner Adler mendefinisikan keindahan adalah Sifat dari suatu benda yang memberi kita
kesenangan yang tidak berkepentingan
yang kita bisa memperolehnya semata-mata dari memikirkan atau melihat benda individual
itu sebagaimana adanya.
Ø
Thomas Aquinas mendefinisikan keindahan adalah Sesuatu yang menyenangkan
ketika dilihat.
Ø
Charles J. Bushell mendefinisikan keindahan adalah Kualitas yang
mendatangkan penghargaan yang mendalam tentang bebagai nilai atau ideal
yang membangkitkan semangat Keindahan adalah perpaduan dari sesuatu yang
baik bentuknya dengan yang bertenaga hidup.
Ø
David Hume Hamsterhuis mendefinisikan keindahan adalah Yang indah adalah
yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat- singkatnya paling
banyak memberikan pengalaman yang
menyenangkan
Ø
Kahlil Gibran Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan
adalah cinta yang tidak memberi namun
menerima
Ø
Winchelmann : Keindahan dapat terlepas sama sekali dar i kebaikan
Ø
Sulzer : Yang indah hanyalah yang
baik. Jika belum baik ciptaan itu belum
indah. Keindahan harus dapat memupukan
rasa moral. Jadi ciptaan- ciptaan yang
amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral
Dengan melihat demikian
beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu
hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan mengecewakan kita yang memuaskan.
Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa
menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, paling tidak kita
bisa menangkap arah atau kecenderungan dari suatu pengertian yang dikemukakan
seseorang sesuai dengan pengelompokan seseor ang sesuai dengan pengelompokan-
pengelompokan yang ada.
Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan pengertian
keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya. Dalam hal ini ada 2
pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada objek dan subjek. Yang pertama,
yaitu yang bertumpu Keindahan Objektif adalah keindahan yang memang ada pada
objeknya sementara kita sebagai pengamat
harus menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang kedua, yang disebut
Keindahan Subjektif adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subjek
yang melihat dan menghayatinya. Disini keindahan diartikan sebagai segala
sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat
(Subjek) tanpa dicampuri keinginan–keinginan yang bersifat praktis, atau
kebutuhan-kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian
keindahan dengan berdasar pada cakupannya. Bertitik tolak dari landasan ini
kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindahan
sebagai sebuah benda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih
tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa inggris yang mengenalnya istilah
Beauty untuk keindahan yang pertama, dan isitilah The beautiful untuk
pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal- hal tertentu yang memang indah.
3.Pengelompokan pengertian
keindahan berdasar luas-sempitnya. Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan
antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan
dalam arti yang terbatas. Dari apa yang
dikemukakan di atas, dua hal bisa kita petik, yaitu : Pertama, keindahan
menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan
sudah barang tentu bisa bermacam- macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian
mempunyai makna relatif, yaitu sangat tergantung kepada subjeknya.
D. Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas
atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut
adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry)
keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa
keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos
mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Ada 2 nilai yang penting dalam
Keindahan :
1.Nilai ekstrinsik yakni nilai
yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian
yang disebut halus dan kasar.
2.Nilai intrinsik yakni sifat
baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik
tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan menurut
Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar, yaitu :
Ø
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif
adanya, yakni karena manusianya
menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri.
Ø
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya,
yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
Ø
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara
yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada
apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak
bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang
telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun
seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang
dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai
pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu
keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia.
Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan
siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena
itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak
benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran
menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna
sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan
berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual)
atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya
adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak
berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia
identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang
indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik
yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya
tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang
yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan
yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu
benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah
diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang
menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang
saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Renungan
Renungan berasal dari kata
renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan
sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Merenung artinya
secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian dengan mendalam. Renungan
adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang
suatu hal. Setiap orang pernah merenung.
Sudah tentu kadar r enungannya satu sama lain berbeda, meskipun objek yang
direnungkannya sama, lebih pula apabila objek renungannya berbeda. Jadi apa
yang direnungkannya itu bergantung kepada objek dan subjek .
Setiap kegiatan untuk merenung
atau mengavaluasi segenap pengetahuan yang dimiliki dapat disebut berfilsafat.
Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses pembicaraan, evaluasi dengan hati
kita sendiri mengenai suatu peristiwa.
Contoh hasil renungan yang
menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya gravitasinya. Akan tetapi tidak semua orang mampu berfikir
kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran.
Penalaran adalah proses berpikir yang logik dan anal itik. Berpikir merupakan
kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola
berpikir secara luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu
logika tertentu. Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi
tidak logik bila ditinjau dari sudut logika yang lain.
Penalaran merupakan kegiatan berpikir
yang juga menyandarkan diri kepada suatu analisis. Analisis adalah kegiatan
berpikir berdasarkan langkah- langkah tertentu, sehingga pengetahuan yang
diperoleh disebut pengetahuan tidak langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan
pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika analitik. Hanya saja
pemikiran kefilsafatan mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda dengan
karakter keilmuan.
Pemikiran kefilsafatan mempunyai
3 macam ciri, yaitu:
1. Menyeluruh artinya pemikiran yang luas,
bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin
mengetahui antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu
dengan mor al seni dan tujuan hidup.
2. Mendasar artinya pemikiran yang dalam
sampai kepada hasil yang fundamental (keluar gejala), sehingga dapat dijadikan
dasar berpjak bagi segenap bidang keilmuan.
3. Spekulatif artinya hasil pemikiran yang
di dapat diijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil
pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah
pengetahuan yang baru.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata
serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar .
Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran
dan seimbang. Perpaduan misalnya orang berpakaian antara kulit dan warnanya
yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam memakai wana hijau, tentu makin
hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang berkulit kuning. Atau kepasar
menggunakan pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta menggunakan pakaian santai,
dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak serasi dan kur ang cocok, kurang
kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang “ Sayang” atau kata-kata lain
yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang memandang itu merasa kecewa
dengan adanya hal yang kurang serasi .
Dalam memadu rumah dan halaman,
rumah yang bagus dengan halaman luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang
indah, orang akan memuji keserasian itu. Tetapi sebaliknya, rumah yang bagus
yang tidak mempunyai halaman tentu orang akan mengatakan “Sayang” . Jadi dalam
hal memadu rumah dan halaman itu ada unsur ukuran- ukuran yang seimbang.
Dalam berpakaian sangat
diutamakan keserasian warna dan bentuk serta potongan tubuh. Atau dapat juga kita
kagum atas kecantikan wanita dan kecakapan pria pada waktu duduk. Setiap orang
melihat terheran-heran melihat wajahnya. Hampir semua mata memandang ke arah
wanita atau pria yang dikagumi semua yang hadir itu. Tetapi setelah berdiri,
semua orang mengeluh “Sayang”, karena tinggi orang itu tidak sesuai dengan
harapan kita, ternyata terlalu pendek hal seperti itu juga menyatakan ukuran.
Contohnya Lagu merupakan
pertentangan suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lembut yang terpadu
begitu rupa, sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita
merasa puas. Tetapi apabila terjadi sekonyong- konyong suara yang seharusnya menurut
rasa kita menanjak justru kebalikannya, kita tentu akan kecewa. Dalam hal lagu,
irama yang indah itu merupakan per tentangan yang serasi.
Karena itu, dalam keindahan itu,
sebagian besar ahli pikir mejelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah
sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal; Kualita yang
paling sering disebut adalah Kesatuan (Unity), Keselarasan (Har mony),
Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance) dan Pertentangan (Contrast).
Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai
keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk dan kata-kata. Tetapi
ada pula yang berpendapat bahwa Keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang
selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keserasian identik dengan
Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat menciptakan
kesenangan bagi penglihatan dan pendengaran. Sesuatu yang serasi tentu tampak
indah dan yang tidak serasi tidak indah. Pendapat lain mengatakan, bahwa pengalaman
estetik sebagai suatu keselarasan dinamik dan per enungan yang menyenangkan.
Dalam keselar asan itu seseorang memiliki perasaan seimbang dan tenang dan
mempunyai cita rasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat
ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati dan ingin memper
panjangnya.
Keserasian tidak ada hubungan
dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara warna, bentuk dan
ukuran. Atau keserasian merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi-rendah,
keras-lembut, dan panjang-pendek. Kadang-kadang kemewahan menunjang keserasian,
tetapi tidak selalu.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar