Selasa, 29 Oktober 2019

Manusia Keindahan Renungan dan Keserasian


Manusia dengan Keindahan Renungan dan Keserasian

Oleh Banu Hasan Alqosim,
Gunadarma, Teknik Industri
1Id09

Pengertian   keindahan

Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan atau "Beauty" adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga dapat memberikan kita rasa keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah. Contohnya Suara, Warna, dan sebagainya. Semua itu termasuk indah yang merupakan ciptaan Tuhan secara langsung.
Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta manusia.  Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan  waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia itu universal, akibat  pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Keindahan juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Sesuatu yang mengandung kebenaran (bukan tiruan/ Asli) Keindahan juga bersifat Universal, yang tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan. Kemudian pertanyaannya apakah keindahan itu? Apakah nilai Estetik itu? Yang mendorong manusia menciptakan keindahan.
Menurut sejarah Yunani kuno abad 18, pada saat itu pengertian keindahan telah di pelajari oleh para Filsuf. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful” , bahasa Perancis “Beau”, Italia dan Spanyol “Bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “Bellum”, akar katanya adalah “Bonum” yang berarti Kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi “bellum”. Kemudian menurut luas cakupannya, Keindahan dibedakan menjadi tiga macam pengertian, yaitu :
a)       Keindahan Dalam Arti Luas
Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang ber bicar a tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicar akan oleh or ang- orang Yunani mengenai buah pikir an yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya  “Syimmetria” , untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. (misalnya pada seni pahat dan arsitektur) dan “Harmonia” untuk keindahan  bedasarkan pendengaran (musik).
Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
Ø  Keindahan Seni
Ø  Keindahan Alam
Ø  Keindahan Moral
Ø  Keindahan Intelektual
Ø  Keindahan Dalam Arti Estetika Murni
Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Ø  Keindahan Dalam Arti Terbatas
Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.  Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita (Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions). Thomas Aquinos(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).
Kata estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau sensitivitas, karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika  adalah ilmu keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum. Pengertian ini berdasarkan kepada, bila kita memandang sesuatu obyek dan obyek itu dapat memberikan rasa senang, puas dan sebagainya yang sejalur dengan kata tersebut, maka dapat dikatakan obyek yang dipandang itu mengandung keindahan. Dalam perkembangannya, pengertian ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan dengan lidah dan perasaan, tetapi berhubungan dengan pikiran, etika dan logika.
Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai Moral, nilai Ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai Estetik.
Dibawah ini adalah alasan dan tujuan manusia menciptakan keindahan :
a.Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang sudah tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan pada zaman sekarang, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang dapat merugikan nilai- nilai kemanusiaan dan dipandang sebagai hak- hal dapat mengurangi nilai moral bermasyarakat, sehingga bisa dikatakan tiodak indah.
b.Kemerosotan zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan bejat terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan- ketentuan agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Yang demikian itu tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.

c.Penderitaan Manusia
Penderitaan merupakan hal yang pernah dialami semua orang, dan hal ini merupakan resiko hidup manusia, yang diberikan oleh Tuhan agar manusia sadar untuk tidak menjauh dariNya. Walaupun penderitaan adalah resiko hidup manusia, tapi hampir semua orang menyukai adanya penderitaan, dan menganggap penderitaan merupakan hal yang tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.
d.Keagungan Tuhan
Keindahan merupakan anugerah yang diberikan oleh manusia dan maka dari itu kita sebagai manusia wajib mensyukurinya, dan sebagian dari kita mengungkapkan rasa syukur tersebut dalam bentuk karya seni, seperti melukis pemandangan, yang merupakan hasil karya seni yang Agung yang diciptakanoleh Allah untuk kita sebagai hambanya.

Makna Keindahan

Sebenarnya  yang namanya keindahan itu secara akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan belas, pada saat para filsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetika, salah satu cabang dari filsafat yang tidak lain berbicara soal keindahan.
Beberapa definisi keindahan berdasarkan pendapat para ahli antara lain :
Ø  Mortiner Adler mendefinisikan keindahan adalah  Sifat dari suatu benda yang memberi kita kesenangan  yang tidak berkepentingan yang kita bisa memperolehnya semata-mata dari memikirkan atau melihat benda individual itu sebagaimana adanya.
Ø  Thomas Aquinas mendefinisikan keindahan adalah Sesuatu yang menyenangkan ketika dilihat.
Ø  Charles J. Bushell mendefinisikan keindahan adalah Kualitas yang mendatangkan penghargaan yang mendalam tentang bebagai nilai atau ideal yang  membangkitkan semangat  Keindahan adalah perpaduan dari sesuatu yang baik bentuknya dengan yang bertenaga hidup.
Ø  David Hume Hamsterhuis mendefinisikan keindahan adalah Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang  dalam waktu sesingkat- singkatnya paling banyak  memberikan pengalaman yang menyenangkan

Ø  Kahlil Gibran Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun  menerima
Ø  Winchelmann : Keindahan dapat terlepas sama sekali dar i kebaikan
Ø  Sulzer  : Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik  ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat  memupukan rasa moral. Jadi ciptaan- ciptaan yang  amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat  digunakan untuk memupuk moral
Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan mengecewakan kita yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, paling tidak kita bisa menangkap arah atau kecenderungan dari suatu pengertian yang dikemukakan seseorang sesuai dengan pengelompokan seseor ang sesuai dengan pengelompokan- pengelompokan yang ada.  Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya. Dalam hal ini ada 2 pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada objek dan subjek. Yang pertama, yaitu yang bertumpu Keindahan Objektif adalah keindahan yang memang ada pada objeknya  sementara kita sebagai pengamat harus menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang kedua, yang disebut Keindahan Subjektif adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subjek yang melihat dan menghayatinya. Disini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (Subjek) tanpa dicampuri keinginan–keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan-kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya. Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa inggris yang mengenalnya istilah Beauty untuk keindahan yang pertama, dan isitilah The beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal- hal tertentu yang memang indah.

3.Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya. Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas.  Dari apa yang dikemukakan di atas, dua hal bisa kita petik, yaitu : Pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam- macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna relatif, yaitu sangat tergantung kepada subjeknya.
D. Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1.Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2.Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
Ø  Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya,  yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri.
Ø  Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
Ø  Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.


Hubungan Manusia dengan Keindahan

Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah,  sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.


Renungan

Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.  Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar r enungannya satu sama lain berbeda, meskipun objek yang direnungkannya sama, lebih pula apabila objek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu bergantung kepada objek dan subjek .
Setiap kegiatan untuk merenung atau mengavaluasi segenap pengetahuan yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri mengenai suatu peristiwa.
Contoh hasil renungan yang menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya gravitasinya.  Akan tetapi tidak semua orang mampu berfikir kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah proses berpikir yang logik dan anal itik. Berpikir merupakan kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi tidak logik bila ditinjau dari sudut logika yang lain.
Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang juga menyandarkan diri kepada suatu analisis. Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah- langkah tertentu, sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika analitik. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda dengan karakter keilmuan.
Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
1.      Menyeluruh artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu dengan mor al seni dan tujuan hidup.
2.      Mendasar artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak bagi segenap bidang keilmuan.
3.      Spekulatif artinya hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru.


Keserasian

Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Perpaduan misalnya orang berpakaian antara kulit dan warnanya yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam memakai wana hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang berkulit kuning. Atau kepasar menggunakan pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta menggunakan pakaian santai, dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak serasi dan kur ang cocok, kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang “ Sayang” atau kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang memandang itu merasa kecewa dengan adanya hal yang kurang serasi .
Dalam memadu rumah dan halaman, rumah yang bagus dengan halaman luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah, orang akan memuji keserasian itu. Tetapi sebaliknya, rumah yang bagus yang tidak mempunyai halaman tentu orang akan mengatakan “Sayang” . Jadi dalam hal memadu rumah dan halaman itu ada unsur ukuran- ukuran yang seimbang.
Dalam berpakaian sangat diutamakan keserasian warna dan bentuk serta potongan tubuh. Atau dapat juga kita kagum atas kecantikan wanita dan kecakapan pria pada waktu duduk. Setiap orang melihat terheran-heran melihat wajahnya. Hampir semua mata memandang ke arah wanita atau pria yang dikagumi semua yang hadir itu. Tetapi setelah berdiri, semua orang mengeluh “Sayang”, karena tinggi orang itu tidak sesuai dengan harapan kita, ternyata terlalu pendek hal seperti itu juga menyatakan ukuran.
Contohnya Lagu merupakan pertentangan suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lembut yang terpadu begitu rupa, sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita merasa puas. Tetapi apabila terjadi sekonyong- konyong suara yang seharusnya menurut rasa kita menanjak justru kebalikannya, kita tentu akan kecewa. Dalam hal lagu, irama yang indah itu merupakan per tentangan yang serasi.
Karena itu, dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir mejelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal; Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan (Unity), Keselarasan (Har mony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance) dan Pertentangan (Contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa Keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keserasian identik dengan Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan pendengaran. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Pendapat lain mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu keselarasan dinamik dan per enungan yang menyenangkan. Dalam keselar asan itu seseorang memiliki perasaan seimbang dan tenang dan mempunyai cita rasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati dan ingin memper panjangnya.
Keserasian tidak ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara warna, bentuk dan ukuran. Atau keserasian merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi-rendah, keras-lembut, dan panjang-pendek. Kadang-kadang kemewahan menunjang keserasian, tetapi tidak selalu.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar